Energi baterai ini dihasilkan dari sistem pencernaan bakteri yang disimpan dalam pelat emas berukuran mikro.
Peneliti mengatakan bahwa baterai seukuran penampang satu helai rambut ini sangat ideal digunakan di perairan laut dalam dan lapisan bumi terdalam, atau tempat tak terjangkau lainnya. Kedua lokasi itu, jika dijangkau alat elektronik dan baterai biasa, pasti akan gagal fungsi.
"Baterai ini lebih murah dan lebih bisa digunakan di tempat-tempat yang sulit dijangkau," ujar LeDuc, profesor departemen Ilmu Biologi dan Komputasi.
Gregory, asisten profesor Teknik Sipil dan Lingkungan Carnegie Mellon, mengatakan,bakteri dapat menghasilkan biofilm yang secara alami dapat bekerja sebagai senyawa organik bahan bakar.
Baterai ini diharapkan dapat menjadi sumber energi baru yang dapat diperbarui, terutama untuk perangkat elektronik atau alat sensor ukuran mikro.
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1629412/inilah-baterai-terkecil-di-dunia