Semua orang butuh istirahat, termasuk tidur. Tidur dapat mengembalikan energi seseorang jika dilakukan tidur yang berkualitas. Selain itu kualitas tidur
yang baik dapat membuat kesehatan psikologis dan jasmani seseorang
menjadi prima. Hal tersebut dengan mudah ditemukan dalam berbagai
artikel dan literatur medis yang ada saat ini. Kualitas tidur tak hanya ditentukan dari jumlah jam yang cukup, namun juga posisi tidur.
Jika dilihat kembali dalam beberapa hadist yang menceritakan cara tidur Rasulullah SAW,
umat muslim dapat mengambil contoh yang dilakukan beliau. Posisi tidur
sehat yang dicontohkannya adalah dengan miring ke kanan, dan sebelum
tidur melakukan beberapa hal untuk kebersihan tubuh. Misalnya berwudhu,
agar seluruh anggota tubuh yang tersapu wudhu menjadi bersih.
Pada sebuah hadits, Bukhari meriwayatkan, bahwa Aisyah RA berkata, ”
Sesungguhnya apabila Rasulullah SAW selesai melakukan dua rakaat salat
sunah fajar, beliau berbaring sesaat dengan miring ke kanan.”
Hikmahnya adalah dengan tidur berbaring miring dan posisi menghadap
ke kanan, maka seseorang tidak akan tidur terlalu lama hingga
berlebihan, demikian dilansir oleh buku karangan Ibnu Qayyim Al-Jaujiyah
hal-312.
Jika disimak dari sisi kedokteran, maka posisi tidur menghadap ke
kanan juga tak akan membuat jantung tertindih, sebab jantung berada di
sisi kiri tubuh. Dengan begitu maka detaknya akan tetap normal.
Sebaliknya, jika posisi tidur miring ke kiri, maka
nafas bisa terasa sesak. Seseorang juga cenderung tidur lebih lama jika
dalam posisi miring ke kiri. Posisi lambung yang terjepit pun akan
menyebabkan perasaan tak nyaman. Nah, lebih baik meniru cara tidur Rasulullah SAW bukan?